seringkali kita berada diposisi menjustifikasi orang lain,tak begitu banyak yang kita tahu tentang kehidupannya,tapi dengan mudah kita menuduhnya dengan stigma yang tak pantas.ketika tetangga tak pernah ke masjid,kita beranggapan beliau orang yang jarang sholat.kita merasa diri paling sholeh karena setiap waktu sholat dimasjid.padahal.. mungkin saja tetangga kita itu jarang ada dirumah,mungkin saja tetangga kita itu memiliki penyakit sendi dimana dia tak kuat berjalan ke masjid yang letaknya memang agak jauh.
ketika kita akan meminjam uang kepada saudara,ternyata saudara tak memberi pinjaman sepeser pun,dalam hati kita berkata saudara kita bakhil,padahal... mungkin saudara yang kita anggap punya uang itu ternyata memiliki utang yang besar dan dia sedang bingung bagaimana caranya untuk melunasi utang-utangnya.
ketika orang lain tak pernah datang ke pengajian rutin mingguan,kita berprasangka orang itu tidak mau diajak kepada kebaikan,tidak mau bergaul dengan masyarakat sekitar.padahal.. orang itu memiliki anak kecil yang rewel yang tak betah berlama-lama diam disuatu tempat.
ketika berpapasan dengan orang yang kita kenal tapi ternyata orang itu tak membalas sapaan kita,bahkan senyum pun tidak.dalam hati kita gondok,kita berprasangka orang itu sombong,padahal mungkin saja orang itu sedang bersedih atau sedang mengalami masalah besar sehingga pikirannya tidak fokus.
alkisah... seorang sufi bernama ibrahim bin adham bin manshur al-'ijli (ada yang mengatakan attamimi),dikenal juga dengan nama abu ishaq al-balkhi.sufi yang taat ini suatu hari pergi ke sebuah pantai,pandangannya terpaku pada seorang pemuda yang sedang bercengkrama dengan seorang perempuan,begitu akrab dan mesra,obrolan mereka begitu hangat sesekali mereka berpelukan dan saling mencium pipi.
disamping pemuda tadi terlihat botol-botol minuman,ibrahim bin adham terkesima,begitu mudahnya manusia berbuat maksiat,berduaan dengan perempuan dalam keadaan mabuk pula,didepan khalayak ramai merasa tak ada dosa berlaku seperti itu.begitu kata ibrahim bin adham dalam hati.tiba-tiba saja ditengah laut terlihat gelombang yang besar,pengunjung pantai pun berhamburan menyelamatkan diri,berusaha mencapai daratan menjauhi pantai,namun naas ada lima orang pria yang terbawa arus,seketika pemuda mabuk tadi berlari berenang mencoba menyelamatkan mereka,satu persatu mereka berhasil diselamatkan oleh pemuda itu,kecuali satu orang.dan ibrahim bin adham hanya berdiri mematung jauh dari tepi pantai karena tak bisa berenang.
pemuda itu menghampiri ibrahim bin adham,seolah dia bisa membaca pikirannya...
"wahai sufi.. aku sudah menyelamatkan empat orang nyawa,seharusnya tadi kau selamatkan pria yang satunya lagi.perempuan yang bersamaku adalah ibuku,kami sudah lama tak bertemu sehingga kami bertemu disini dan melepas kangen.dan botol-botol itu bukanlah minuman keras,itu hanya botol yang berisi air putih"
ibrahim bin adham pun menyesali prasangka buruknya terhadap pemuda tadi,ibrahim bin adham hanya mampu berdiam diri ketika pemuda itu begitu cekatan menerjang ombak untuk menolong orang lain.lelaki yang telah dianggap ahli maksiat itu ternyata bisa berbuat lebih baik dibandingkan dengan orang yang sudah dianggap ahli ibadah.begitu pikir ibrahim bin adham.seketika sang sufi menyesal dan bertaubat,kejadian tersebut begitu membekas dihatinya hingga beliau wafat,seorang yang ahli ibadah saja bisa terjebak dalam perangkap itu,bagaimana dengan kita?
persaudaraan.. pertemanan.. bisa hancur dengan salah persepsi,saling mencurigai dan prasangka buruk.ketika seseorang berprasangka buruk dan sangkaannya itu benar maka dia tak mendapatkan apa-apa,jika sangkaannya salah maka berdosalah dia.ketika kita berprasangka buruk terhadap seseorang,maka akan lahirlah rasa tak percaya,rasa curiga,dan hilanglah amal-amal baik orang tersebut dimata kita.dan tanpa disadari kita akan merasa menjadi manusia yang paling benar,superior,anti kritik dan pemilik kebenaran,betapa berbahayanya.
rosul mengingatkan kita "berhati-hatilah kalian dari berprasangka buruk,karena prasangka buruk adalah sedusta-dustanya ucapan,janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain,saling memata-matai,saling mendengki,saling membelakangi,dan saling membenci,jadilah kalian sebagai hamba Allah yang bersaudara" (hr.bukhori).
bergaul dengan siapapun,bertemu dengan siapapun seharusnya menjadikan diri kita lebih baik lagi,diawali dengan berprasangka baik.bertemu dengan anak kecil berprasangka baiklah,bisa jadi anak kecil itu lebih baik dari kita,karena anak kecil belum memiliki dosa,berbeda dengan kita yang sudah bergelimang dosa.berpikir hal-hal positif melahirkan prasangka yang positif juga,yuk ah kita buang saja pikiran-pikiran buruk itu,agar prasangka kita pun menjadi prasangka yang positif.damailah duniaku....
#selfreminder #hikmah #ibrahimbinadham
sumber gambar:
gambar 1: alhikmah.com
gambar 2: jejakislam.com
gambar 3: gamaufiz.com
dooh tulisannya menyentuh banget..
BalasHapusyup terkadang orang yg berburuk sangka banyak ditemui di sekitar ya mak
hayu ahh belajar dan belajar lagiii untuk menjauhkan diri dari sifat berburuk sangka.
maksih ya mak dah ngingetin :D
sip mak... ngingetin sy juga :)
HapusSeringkali cara kita memandang orang lain dipengaruhi oleh orang2 terdekat kita. Setelah itu nyesel deh karena kita memusuhi seseorang tanpa mengenalnya lebih dulu. Memang sebaiknya selalu berbaik sangka meski tetap waspada.
BalasHapusiya betul mak sebaiknya slalu berbaik sangka tapi tetep hrs waspada,mksih udh nambahin ^_^
Hapus